E=mc2. Persamaan Paling Terkenal Di Dunia, Bercerita Soal Apa Sih?
E=mc2
Kita pasti sering melihat persamaan ini, di dalam benak kita
pasti terbesit seseorang, iya kan? iya, siapa lagi kalau bukan Albert Einstein-ilmuwan
jenius abad 20. Tapi umumnya kita tidak sepenuhnya tahu apa sih sebenernya maksud
Einstein menuliskan persamaan itu. Ayo ngaku! hehe
Jadi begini temen-temen,
Di dunia fisika, setiap persamaan selalu punya ceritanya
sendiri-sendiri. Oleh karenanya ketika kita belajar fisika sebenarnya kita
sedang mendengarkan cerita tentang alam raya, tapi tidak seperti lazimnya
bercerita-seorang
fisikawan bercerita lewat formula/persamaan yang ditemukannya. Pertanyaannya
adalah apa cerita sesungguhnya dibalik persamaan Einstein tersebut?
Saya ingin menceritakannya dengan beberapa poin pertanyaan,
Apakah semangkok
bakso dan seberkas cahaya adalah dua hal yang sama?
Kita sebagai manusia pasti tidak akan menganggapnya seperti
itu–bagaimana mungkin semangkok bakso sama dengan seberkas cahaya padahal
jelas-jelas wujudnya berbeda?-Tapi nyatanya alam melihatnya begitu. Alam melihat
semangkok bakso dan seberkas cahaya adalah dua wujud berbeda dari satu hal yang
sama.
Coba lihat kembali persamaan Einstein di atas! Disebutkan
bahwa energi sama dengan massa (materi) dikali kuadrat kecepatan cahaya di
ruang vakum. Einstein ingin bercerita bahwa massa (materi) dan energi dapat dipertukarkan-keduanya
memiliki wujud yang berbeda dari hal yang sama-dikondisi yang tepat,
energi dapat diubah menjadi massa, dan sebaliknya. Itulah mengapa alam semesta
ini melihat semangkok bakso dan seberkas cahaya sebagai satu kesatuan yang sama.
Begitu juga kita, walaupun kita sama tetap saja tidak bisa bersama.
Mengapa massa
semangkok bakso harus dikali kecepatan cahaya untuk menentukan seberapa besar energi
yang terkandung di dalamnya?
Jika kita ingin mengubah semangkok bakso atau materi bermassa
lainnya menjadi energi murni (pure energy)
maka energi yang dihasilkan terdefinisi sebagai energi bergerak dengan kecepatan
cahaya.
Energi murni (pure
energy) adalah salah satu bentuk dasar radiasi yang merupakan energi murni
tanpa bobot (massa). Ketika materi diubah menjadi energi seutuhnya tanpa
menyisakan massa, maka energi yang dimaksud adalah energi (radiasi) murni. Bentuk
radiasi ini lebih familiar kita kenal sebagai radiasi elektromagnetik yang
bergerak dengan kecepatan konstan (pembulatan) 300.000 km/s.
Lalu
mengapa dikuadratkan?
Bayangkan kita sedang bergerak dengan kecepatan 2 m/s, lalu
beberapa saat mempercepatnya menjadi 4 m/s, apakah energi kita menjadi 2 kali
dari semula? Jelas tidak-energi kita akan menjadi 4 kalinya. Dengan kata lain, kecepatan
cahaya merupakan faktor kuadrat. Itulah mengapa kecepatan cahaya dalam persamaan
tersebut diekspresikan dengan kuadrat.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kuadrat kecepatan cahaya
merupakan faktor konversi yang menentukan seberapa besar energi yang terkandung
dalam semangkok bakso atau materi bermassa lainnya. Karena kuadrat cahaya memiliki
nilai yang sangat besar-90.000.000.000 (km/s)2-massa yang sangat kecil
cukup mempu menghasilkan energi yang sangat besar.
Coba dengar pemaparan Einstein mengenai persamaannya :
Agar mudah membayangkannya, mari kita berhitung. hehe
Contoh :
Percayakah kalian kalau 1 g arang sate setara bom atom
Hiroshima & Nagasaki?
Arang dengan kualitas baik memiliki kandungan karbon 50%
sampai 95% [1]. Katakanlah massa rerata atom karbon C-12 sebesar 2,004 x 10-26
kg dan massa atom relatifnya 12. Dengan informasi itu kita bisa mendapatkan informasi
jumlah molekul karbon dalam satuan mol.
mol C = massa C/Ar C = 1/12 = 0,083 mol
Informasi jumlah molekul karbon ini selanjutnya digunakan
untuk menentukan seberapa banyak atom C di dalam 1 g arang, yang katakanlah
memiliki kandungan 90% karbon dengan bilangan Avogadro-jumlah molekul/atom dalam
satu mol senyawa atau unsur-yang nilainya 6,022 x 1023.
Jumlah atom C dalam 1 g arang = 90% x 0,083 mol x 6,022 x 1023
≈ 4,5 x 1022 atom C
Terakhir, untuk mendapatkan energi murni digunakan persamaan
Einstein.
E = mc2
E = (2,004 x 10-26 kg) x (4,5 x 1022 atom C) x (3
x 108 m/s)2
E ≈ 81.162 GJ {Giga joule}
1 ton TNT setara dengan energi 4,184 GJ [2]. Jika
dikonversikan, maka 1 g arang setara dengan kurang lebih 19,4 kiloton TNT.
Menurut World Nuclear
Association, disebutkan bahwa 1 bom atom Hiroshima memiliki daya ledak 15
kiloton TNT, sedangkan di Nagasaki lebih besar yaitu 25 kiloton TNT [2].
Artinya 1 g arang sudah cukup untuk membuat ledakan sehebat
bom atom Hiroshima & Nagasaki. Bayangkan bagaimana jadinya jika energi itu
dipanen menjadi energi listrik yang ramah lingkungan? Bumi ini selamanya tidak
akan mengalami krisis energi.
Itu tidak akan lama teman-teman, kita pasti sudah mendengar
bahwa di Tiongkok telah dikembangkan artificial
sun (matahari buatan) yang sebenarnya adalah pembangkit daya fusi nuklir
yang suhunya diperkirakan 10 kali suhu inti matahari. Dengan pencapaian ini,
memungkinkan ilmuwan untuk merancang teknologi yang lebih advance.
Kesimpulan
· Energi dan massa (materi) sejatinya adalah dua
wujud yang berbeda dari satu hal yang sama, sehingga sifatnya dapat
dipertukarkan.
· Secara teori, energi yang dimiliki 1 g arang jika dikonversi menjadi energi akan memiliki energi yang kurang lebih sama besarnya dengan bom atom Hiroshima & Nagasaki. Meskipun begitu, belum ada cara praktis untuk mengubah semangkok bakso, arang, atau materi lain seluruhnya menjadi energi karena membutuhkan suhu dan tekanan yang lebih besar daripada yang ada di inti matahari kita. Jika suatu saat teknologinya ditemukan, bumi kita selamanya tidak akan pernah kekurangan energi.
Referensi :
[1] Mechanical Wood Products Branch Forest Industries
Division, “Simple technologies for charcoal making”, 1987, Food and Agriculture
Organization of The United Nations, [Online]. Tersedia : http://www.fao.org/3/X5328E/x5328e0b.htm
[diakses 23 Desember 2020].
[2] "Tons (Explosives) to Gigajoules Conversion
Calculator", unitconversion.org, [Online]. Tersedia : http://www.unitconversion.org/energy/tons-explosives-to-gigajoules-conversion.html
[diakses 23 Desember 2020].
[3] World Nuclear Association, “Hiroshima, Nagasaki, and
Subsequent Weapons Testing”, update
2016, [Online]. Tersedia : https://www.world-nuclear.org/information-library/safety-and-security/non-proliferation/hiroshima,-nagasaki,-and-subsequent-weapons-testin.aspx
[diakses 23 Desember 2020].